Selasa, 27 Oktober 2015

Zawia

Zawia Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Mungkin lima hari sudah tank-tank merkava itu berjejer rapi di ujung jalan Ash-shabah, tetap berdiri angkuh di antara terik matahari yang begitu panas dan sentuhan dingin saat malam menjelang.

Pagi ini, di balik kaca jendela rumahku yang masih nampak berembun, kembali aku perhatikan dengan seksama tank-tank itu berlagak sombong dengan corongnya yang digerakkan ke kanan dan ke kiri oleh orang-orang hitam berbaju loreng.
Akhir-akhir ini, aku begitu leluasa untuk melihat dengan jelas semua itu. Karena memang, rumahku ini berada tepat di pinggir jalan Ash-shabah, lima ratus meter dari persimpangan jalan Ash-shabah dan Arafat, tempat tank-tank itu berjejer menantang hari.

Di rumahku kini, aku hanya hidup berdua dengan kakakku, Emir namanya. Dan ketika kutanya perihal Abi dan Umi, ia selalu menjawab dengan jawaban yang sulit aku mengerti, “Abi dan Umi sedang ada janji dengan malaikat, dek…” begitu, selalu jawaban kak Emir di setiap kali ku tanya tentang Abi dan Umi yang tiba-tiba saja menghilang entah kemana sejak dua tahun lalu, sejak usiaku masih menginjak tahun kelima.

Hampir di setiap pagi, kak emir mengernyitkan dahi, manahan amarah di antara siaran televisi yang mengabarkan tentan
... baca selengkapnya di Zawia Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Dewi Lestari (Dee): Tulisan Saya Harus Mencerdaskan

Dewi Lestari (Dee): Tulisan Saya Harus Mencerdaskan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Ternyata Dewi Lestari atau Dee memiliki keprihatinan yang sama dengan sejumlah pekerja seni dan kalangan penggerak kreatifitas, bahwa di negeri ini sedang tumbuh suasana ‘tidak toleran’. Ada sebagian kelompok atau orang yang suka memaksakan kehendak, pikiran, pendapat, dan keyakinannya. Akibatnya, orang lain atau siapa saja yang tidak sependapat dengan kehendak dan pikiran kelompok tersebut, sepertinya harus segera ‘ditundukkan’ atau ‘dipaksa’ mengikuti kemauan mereka.

“Saya agak khawatir dengan adanya kelompok-kelompok ekstremis yang memaksakan nilai tertentu dalam kerangka berekspresi. Kalau dibiarkan bisa membawa kesenian Indonesia terpuruk mundur, bahkan bisa membentuk karakter masyarakat yang tidak lagi kondusif untuk berkesenian,” tegas Dewi kepada Pembelajar.com.

Dalam serial novel Supernova-nya maupun esai-esainya, Dee memang dikenal memiliki ketajaman berpikir dan beranalisis. Ada nuansa pendobrakan, anti kemapanan, kegelisahan dan pencarian hal-hal yang sangat substantif sifatnya. Dee memang suka berfilsafat, seper
... baca selengkapnya di Dewi Lestari (Dee): Tulisan Saya Harus Mencerdaskan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Minggu, 25 Oktober 2015

100% Customer Satisfaction

100% Customer Satisfaction Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Seorang anak lelaki kecil masuk ke sebuah apotik, menarik peti minuman dan meletakkannya di dekat telepon umum. Ia naik ke atasnya sehingga dapat mencapai tombol-tombol yang ada pada telepon.

Lalu mulailah ia menekan tombol sampai tujuh digit. Saya menyimak percakapannya. Ia berkata, "Bu, apakah Anda membutuhkan bantuan untuk membersihkan kebun Anda?"

Wanita di telepon itu menjawab, "Saya sudah membayar seseorang untuk membersihkannya."

"Bu, Anda dapat membayar saya setengah harga saja." Sepertinya wanita itu sudah puas dengan hasil kerja dari orang tersebut.

Namun anak itu tak kenal putus asa dan menawarkan, "Bu, saya juga akan menyapu pinggiran jalan dan trotoar rumah Anda, sehingga pada hari Minggu nanti Anda akan memiliki halaman terindah di North Palm Beach, Florida."

Lagi-lagi wanita itu menolak. Dengan senyum, anak itu meletakkan gagang telepon.

Sang pemilik apotik menghampiri anak itu dan berkata, "Nak, saya suka sikapmu itu. Saya mengagumi sem
... baca selengkapnya di 100% Customer Satisfaction Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Selasa, 20 Oktober 2015

HCS, MSD

HCS, MSD Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Hidup cuma sekali, mesti sukses dong! Begitu salah seorang kawan menegaskan prinsip hidup dan perjuangannya. Dan saya terkesan. Pernyataannya mempesona. Saya bahkan terbius dengan kata-kata pendek itu. Ini suatu perumusan yang jenius. Sebuah cara mengetuk pintu otak yang ciamik, rancak bana, anggun sekaligus berwibawa. Ketukannya masuk ke belahan kiri, meluncur ke belahan kanan otak, lalu menukik menuju hati.

Bagaimana tidak? Ia mulai dengan menunjukkan kesadarannya. Ia sadar bahwa hidup cuma sekali. Ya, hidup cuma sekali. Walau kita berkali-kali mandi, berkali-kali makan dan minum, berkali-kali tidur dan bangun, berkali-kali jatuh cinta atau patah hati, berkali-kali ganti baju-kaos-sepatu-sandal-telepon-motor-mobil-rumah, berkali-kali ujian, berkali-kali baca buku, berkali-kali menulis karangan, berkali-kali jalan-jalan kemana-mana, berkali-kali kena tipu atau justru menipu, berkali-kali dipukul atau memukul, berkali-kali sehat atau sakit, berkali-kali tertawa atau menangis, dan berkali-kali dalam bermacam-macam hal, tapi hidup cuma SATU kali saja.

Buat saya, pesona ”HCS,MSD”—singkatan dari Hidup Cuma Sekali, Mesti Sukses Dong tadi—bukan hanya karena soal SEKALI itu. Soal yang lebih penting adalah bahwa yang sekali itu adalah HIDUP. Kata pertama itu tak tergantikan. Coba ganti dengan ”mati”, sehi
... baca selengkapnya di HCS, MSD Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kamis, 06 Agustus 2015

ActFor (Anti Conspiration Force)

ActFor (Anti Conspiration Force) Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Ray sangat menyukai novel misteri, cerita detektif dan segala hal yang berbau ‘mengungkap sesuatu yang tersembunyi.’ Jadi… jangan salahkan siapa-siapa kalau sekarang ia masuk penjara.
“Bang*at!” Ray mematikan televisi dan membanting remotenya ke atas sofa.
“Napa loe, Ray, marah-marah sendiri?”
Fery, teman satu kost Ray yang melintas di belakangnya, keheranan. Pemuda itu membawa sepasang cangkir kopi yang masih ngebul. Ia meletakan kedua cngkir kopi itu di atas meja dan mendudukkan dirinya di atas sofa.
“Anj*it! Mereka udah makin keterlaluan aja!” maki Ray, nggak jelas.
“Loe ngomongin siapa sih?”
“Fer, elo tahu nggak dunia pertelevisian kita itu diisi oleh apa?”
Mendengar pertanyaan Ray, Fery tampak berpikir. Ia pun menjawab, “Acara-acara dong, berita, reality show, sinetron, iklan dan lainnya. Memang kenapa sih?”
“Nggak! Ada tiga hal utama yang mengisi dunia pertelevisian kita, yaitu sinetron, berita dan infotaiment. Acara sam*ah doang!”
“Samp*h loe bilang? Mereka tuh hanya cari duit. Menjijikan memang, tapi harap maklum beginilah keadaan broadcasting world k
... baca selengkapnya di ActFor (Anti Conspiration Force) Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sabtu, 16 Juli 2011

Kampoeng seni Tegal: Kampoeng seni Tegal

Kampoeng seni Tegal: Kampoeng seni Tegal: "Kami berpikir : Isa Andwika,Widodo dan Fadel Muhammad mencoba bangun dari ketidakpastian akan nasib perupa di kota Tegal.Entah mengapa?padahal kami telah mengetahui kekuatan yang masih belum tergali.Infra struktur untuk kegiatan seni rupa sebenarnya sudah ada tinggal bagaimana orang-orang yang memiliki basic tersebut melakukan gerak langkah seperti menyelenggarakan peristiwa-peristiwa kesenian.Coba saja kalangan akademisi seni rupa katakanlah guru-guru seni budaya (seni rupa) menyadari posisinya yang memiliki arti penting untuk kemajuan dunia rupa

Kamis, 21 Oktober 2010

Kampoeng seni Tegal

Kami berpikir : Isa Andwika,Widodo dan Fadel Muhammad mencoba bangun dari ketidakpastian akan nasib perupa di kota Tegal.Sudah capek kaki ini melangkah,..sudah pusing otak ini trus berpikir,..sudah terlalu sakit hati ini menjerit.. matahari semakin dekat membakar ubun2 tubuh ini lunglai begitu melelahkan jalan kami tempuh terkadang kami harus merubah waktu disaat semua orang asyik dengan mimpinya kami masih truz terjaga dan menebak2 nasib tuk esok hari.Barangkali itulah illustrasi kehidupan perupa di kota Tegal.Hidup tanpa Tuhan adalah munafik ya..munafik kami yang terkadang sakit hati terhadap Tuhan..subkhanaallah Engkau benar2 maha mendengar disetiap kami mengumpat.." dimana keadilan Mu " 

Kampoeng seni sengaja disiapkan sebagai wahana pelengkap di area wisata Pantai Alam Indah (PAI) di kota Tegal.Konsep ada " kampoeng " di Obyek Wisata PAI memiliki tujuan khusus yang nantinya bertujuan agar warga masyarakat kota Tegal lebih dekat dengan budayanya sendiri produk - produk seni rupa akan tampil sebagai icon sekaligus fakta bahwa ditengah kota industri masih bertahan exisitensi kesenian sebagai penopang budaya daerah.

A. PENDAHULUAN

Pembangunan pariwisata berbasis budaya sudah saatnya dikembangkan sebagai gerakan penyadaran bagi pemangku kepentingan pariwisata sehingga mereka kembali ke basis awal bahwa pembangunan pariwisata tidak boleh melupakan akar budaya masyarakat.Hal ini dikayakini menambah kelangsungan hidup pariwisata daerah yang semakin dinamis.Kota Tegal memiliki ragam budaya yang masih hidup dan berkembang di tengah masyarakat.Kekayaan budaya tersebut diharapkan menjadi obyek wisata menarik bagi wisatawan,misalnya bangunan bersejarah,adat istiadat,masakan khas dan kesenian tradisional.

Kontribusi seni budaya dalam perspektif pembangunan sejatinya tidak lepas dari aspek-aspek yang ada di sekililingnya, baik itu yang berupa infrastruktur seperti panggung sebagai ruang ekspresi maupun penonton sebagai kelompok pendukung dari sebuah entitas seni dan budaya,juga tidak kalah pentingya adalah pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat atau komunitas seni, yang harus terus menerus melakukan dorongan bagi terciptanya kondisi yang ideal bagi tumbuh dan berkembangnya seni budaya daerah.

Dengan memberikan memberikan ruang ekspresi yang luas dan bebas kepada pelaku seni dan kebudayaan tentu akan berdampak lahir dan terciptanya kondisi yang posistip antara kreativitas dan nilai estetis dalam produksi kesenian yang bermutu dan mampu bersaing  dengan komoditas seni global yang terus membombardir keberadaan seni daerah.Kemampuan bertahan dalam iklim persaingan yang sangat ketat ini menjadi tantangan bagi keberadaan seni budaya daerah itu sendiri dan secara faktual tentunya kita merasakan bahwa kondisi seni budaya Kota Tegal jarang dikenal disekitar lingkungan kita.

Setiap pelaku seni ( seniman ) akan memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap pengaruh dari luar lingkungan seni dan budayanya, akan tetapi proses adaptasi ini tidak turut diterapkan dalam proses berkeseniannya.Padahal begitu banyak contoh produk seni budaya yang telah dipoles mengikuti kondisi jaman akhirnya mampu bertahan dalam gelombang modernisasi seni pertunjukkan, seperti lenong,ketoprak,ludruk dll yang telah dikemas dengan kondisi kekinian.

B. DASAR PEMIKIRAN

  1. Dengan sengaja menggunakan istilah kampung sebagai cerminan dinamika kehidupan masyarakat, lebih khusus mengarah kepada kehidupan berkesenian dan kebudayaan.Mengulas kehidupan dalam kampoeng seni bagaimana meletakkan dan menata hal-hal yang menjadi ciri khas kota Tegal.

  1. Rumah-rumah yang berada dalam kawasan kampoeng seni berisi refleksi kehidupan berkesenian yang direpresentasikan melalui klaster tertentu.

  1. Klaster yang terdapat di dalam kampoeng seni setidaknya memiliki tugas masing-masing.Seperti klaster historis, klaster seni,klaster edukasi dan klaster seni tradisional.Berikut penjelasan masing-masing klaster


    • Klaster Historis          :
            mencakup gambaran visual tentang sejarah kota Tegal seperti geografis             kecamatan,potensi daerah yang mencakup SDM dan SDA,pola kehidupan   sehari-hari, replika bangunan bersejarah yang dilengkapi dengan data        tertulis.Tujuan dari klaster ini agar warga Tegal lebih mengenal daerahnya    sendiri serta menumbuhkan rasa cinta daerah

·        Klaster Edukasi
            Mencakup pusat pelatihan budaya yang mengajarkan teknis - teknis    melukis,kerajinan tradisional


  1. Keberadaan kampoeng seni menumbuhkan kesadaran cinta budaya daerahnya sendiri sehingga jika rasa memiliki sudah tertanam kampoeng seni merupakan icon pariwisata yang berbasis budaya.

  1. Perkampoengan ini akan menjadi pilihan pengunjung karena akan dapat menghilangkan kepenatan

C. TINDAK LANJUT
  1. Harapan
    • Sebagai daya dukung mensukseskan Tegal Pariwisata.
    • Mengupayakan peningkatan kesejahteraan kehidupan seniman dan pengrajin.
    • Mendapatkan dukungan dari Pemerintah kota serta wakil rakyat di daerah

  1. Tantangan
    • Menjadi barometer kesenian daerah pesisir terutama dibidang seni rupa
    • Mempertahankan eksistensi akan keberadaan para perupa
    • Memperluas wawasan seniman dalam proses penciptaan karya seni
    • Mampu bersaing dengan daerah lain